Selasa, 07 Januari 2014

TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN BERSAING LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN BERSAING
LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

  




Revisi Makalah
Dipresentasikan pada Forum Seminar Kelas Mata Kuliah
SISTEM  INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN
Konsenterasi Pendidikan Kepengawasan PAI-2
Semester III Tahun Akademik 2013/2014

Oleh :
SURYANAGARA
NIM: 80100212145

WARDANA RAZAK
NIM: 80100212147



Dosen Pemandu:
Dr. Muljono Damopolii, M.Ag.
Dr. Muhammad Yaumi, M.Hum., M.A.









PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013


TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN BERSAING
LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
Oleh: Suryanagara dan Wardana Razak
I.   PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring majunya peradaban dunia dan dinamika kehidupan penduduk bumi yang cenderung vertikal, tidak jarang menimbulkan gejolak kehidupan sosial. Permasalahan sosial selalu timbul setiap saat dikarenakan sangat cepatnya arus globalisasi. Sarlito W. Sarwono, menyatakan bahwa:

Maju dan berkembangnya peradaban dunia juga mempengaruhi alat pendu­kung­nya, diantaranya adalah teknologi komunikasi yang penggunaanya sebagai alat bantu untuk memproses dan mentransfer perangkat data informasi yang dibutuhkan, teknologi komunikasi pula sebagai sebab masuknya norma  dan nilai baru dari luar yang pada gilirannya norma dan nilai baru ini masuk ke dalam lingkungan kehidupan keluarga dan masyarakat.[1]
Era baru dalam dunia pendidikan, yaitu diperlukannya reformasi pendidikan yang berkaitan erat dengan sistem informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan dunia pendidian. Konsep ini memiliki nuansa bagaimana dunia pendidikan berusaha menggunakan perangkat komputer, yang dapat diaplikasikan sebagai sarana komunikasi untuk meningkatkan kinerja dunia pendidikan secara signifikan
 Sistem informasi manajemen marupakan sistem operasional  yang malaksanakan beraneka-ragam fungsi untuk menghasilkan luaran yang berguna bagi pelaksanaan operasi dan manajemen organisasi yang bersangkutan.[2] Penerapan sistem informasi manajemen pada kehidupan sehari-hari kini makin banyak dijumpai. Selain seperti pada bisnis, perbankan, pemerintahan, ataupun perhotelan. Dalam dunia pendidikan (SIMDIK) pun sistem informasi manajemen serta teknologi informasi sangatlah mendukung untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Gordon B. Davis dalam Zulkifli Amsyah menyatakan bahwa informasi adalah data yang sudah diproses menjadi bentuk yang berguna bagi pemakai, dan mempunyai nilai pikir yang nyata bagi pembuatan keputusan pada saat sedang berjalan atau untuk prospek masa depan.[3] Definisi ini menekankan kenyataan bahwa data harus diproses dengan cara-cara tertentu untuk menjadi informasi dalam bentuk dan nilai yang berguna bagi pemakai.
Seiring berkembangnya teknologi pun mendukung sistem informasi manajemen menjadi semakin meningkat. Seperti halnya pada saat penerimaan murid baru. Kini pun sudah banyak sekolah maupun universitas menggunakan pendaftaran sistem online. Dimana sistem ini memudahkan calon siswa untuk mendaftar ke sekolah tesebut. Calon siswa hanya memasukkan syarat-syarat berkas yang harus dipenuhi, dan dari pihak sekolah dapat dengan mudah menyeleksi data dari calon siswa yang terpenuhi, misalnya seleksi dari Nilai Ebtanas Murni (NEM) calon siswa. dan juga pembagian kuota antara sekolah dari kabupaten maupun kota. Demikian para calon siswa pun dapat memantau apakah NEM dalam posisi aman atau tidak. 
Zulkifli Amsyah menyatakan bahwa Perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak jaringan, sekarang lebih meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kecepatan pekerjaan dan pelayanan pelanggan.[4] Pemanfaatan sistem informasi manajemen lainnya yaitu penyebaran informasi dari web. Sekolah maupun universitas dapat memberikan layanan informasi yang berintegrasi dengan pendaftaran. Visi dan misi, profil, fasilitas, keunggulan, serta laporan-laporan yang berguna bagi pengambilan keputusan dan perencanaan, baik laporan yang bersifat khusus maupun umum dapat di informasikan dari web dengan tampilan menu user-friendly yang dapat memudahkan calon pendaftar untuk mendapatkan informasi.
B. Rumusan Masalah
Berawal dari deskripsi latar belakang masalah di atas maka yang menjadi po­ko­k permasalahan yang akan dijadikan kajian utama  dalam makalah ini adalah bagai­mana teknologi informasi untuk keunggulan bersaing lembaga pendidikan Islam? Untuk mengkaji pokok permasalah­an tersebut maka penulis mem-breakdawn ke dalam beberapa submasalah yaitu:
1.     Apa pengertian lingkungan pendidikan?
2.    Bagaimana teknologi informasi dapat mendorong keunggulan bersaing lembaga pendidikan Islam?
3.    Bagaimana menciptakan keunggulan bersaing lembaga pendidikan Islam?
4.    Bagaimana teknik informasi sebagai aset utama lembaga pendidikan Islam dalam jangka panjang? 

















II. PEMBAHASAN

A. Lingkungan Pendidikan 

Di era globalisasi sekarang ini, peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu prioritas sehubungan dengan persaingan antarsumber daya manusia. Sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas dapat berimbas pada peningkatan kualitas pendidikan suatu negara yang kemudian memberikan konstribusi pada peningkatan tarap hidup bangsa.[5] Dalam dunia Pendidikan, keberadaan sistem informasi merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pendidikan itu tersendiri. Kedua domain ini memiliki tingkat ketergantungan yang cukup tinggi dalam membentuk karakteristik dunia pendidikan itu tersebut, manajemen dalam menggambarkan hubungan kedua aspek tersebut di mana pendidikan sebagai penggerak (Drive) terhadap sistem informasi pendidikan, sedangkan sistem informasi pendidikan akan menjadi penentu kinerja pendidikan. Dalam hal ini terdapat persepektif yang melihat bahwa dunia pendidikan dan sistem informasi berada dalam lingkungan mikro lembaga-lembaga pendidikan, juga merupakan bagian makro dunia pendidikan secara keseluruhan.
Peran masyarakat, dan globalisasi merupakan berbeda contoh komponen mikro yang prilakunya yang tidak dapat dikendalikan oleh sebuah lembaga pendidikan. Kedua persefektip di atas harus dapat di pelajari dan di analisis agar dapat memberikan gambaran mengenai keberadaan lingkungan mikro dan makro tempat beroperasinya sistem informasi pendidikan. Lebih jauh lagi hal ini dapat membantu para pengambil kebijakan bidang pendidikan dalam memutuskan strategi apa yang tepat untuk di terapkan dalam pengendalian dan monitoring terhadap komponen-komponen pendidikan. Ada sebuah kerangka pemikiran yang dapat melihat di mana sebenarnya posisi sistem informasi dalam kerangka mikro dan makro lembaga pendidikan. 
Dalam suatu lembaga pendidikan memiliki komponen-komponen yang di perlukan untuk menjalankan oprasional pendidikan, seperti siswa/mahasiswa, sarana-prasarana, struktur organisasi, proses, sumber daya manusia (tenaga pendidik), dan biaya organisasi, adapun sistem organisasi terdiri dari komponen-komponen pendukung lembaga pendidikan untuk menyediakan informasi yang di butuhkan pihak pengambil keputusan saat melakukan aktivitas pendidikan. 
Sistem informasi terbentuk dari komponen-komponen perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan perangkat manusia (brainware), dalam teori manajemen untuk menjalankan suatu lembaga pendidikan, strategi lembaga pendidikan dan strategi sistem informasi harus saling mendukung sehingga dapat menciptakan keunggulan bersaing (competitive advantage) lembaga pendidikan yang bersangkutan, jika dilihat dari perspektif makro, di luar lembaga pendidikan terlihat ada dua dominan, yaitu lembaga pendididkan pesaing dan sistem informasinya yang memiliki komponen yang sama, selain itu terdapat komponen pemerintah sebagai penyusun kebijakan dan peraturan bidang pendidikan, masyarakat, dan lain sebagainya, komponen lembaga pendidikan external ini secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap komponen lembaga pendidikan secara internal. Dari sistem informasi, faktor eksternal yang adalah perkembangan teknologi, baik perangkat keras maupun perangkat lunak. 
Beberapa hal yang perlu di analisis lebih lanjut adalah sebagai berikut :
a. Sebuah lembaga pendidikan haya dapat mengontrol komponen-komponen dari domain internal, baik yang berhubungan dengan oprasional pendidikan maupun sistem informasi. Lingkungan ekternal lainnya sama sekali di luar pengendalian lembaga pendidikan. 
b. Pada kenyataannya komponen ekternal sangat mempengaruhi komponen internal lembaga pendidikan seperti kebijakan pemerintah dalam menetapkan anggaran pendidikan yang sangat integral mempengaruhi perubahan strategi lembaga pendidikan.  
c. Dari kempat kuadran yang ada yang paling cepat mengalami perubahan adalah kuadran sistem infomasi sistem informasi pada domain ekternal, karna hampir semua sistem informasi menggambarkan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan gerafik yang bersifat eksponensial. 
d. Jika ramalan para ahli di bidang teknologi informasi tentang masa depan yang menyatakan bahwa revolusi besar-besaran dalam kehidupan manusia akan terjadi. Abad informasi diikuti oleh abad bioteknologi yang akan menghasilkan lingkungan makro yang sama sekali jauh berbeda dengan yang saat ini dan secara mikro dampak tersebut akan berpengaruh terhadap kehidupan setiap individu dalam beriorentasi maupun berprilaku. 

B. Teknologi Informasi untuk Mendorong Keunggulan Bersaing Lembaga Pendidikan

Banyak pendapat mengatakan bahwa teknologi informasi merupakan salah satu senjata pesaing. Hal ini tidak perlu diragukan lagi karna saat ini teknologi informasi telah menjadi salah satu alat untuk meningkatkan efesiensi aktifitas oprasional lembaga pendidikan, hampir di setiap lembaga pendidikan telah tampak fenomena bahwa yang menjadi kriteria pilihan masyarakat saat ini adalah lembaga pendidikan yang telah memiliki perangkat teknologi informasi sangat memadai dalam berbagai aktivitas operasional lembaga pendidikan tersebut. Hal itu di sebabkan oleh salah satu unsur penilaian masyarakat tentang kualitas pendidikan saat ini dapat di lihat dari kemampuan sebuah lembaga pendidikan dalam menyajikan jasa pendidikan diantaranya menggunakan teknologi informasi. Setidaknya teknologi informasi yang berguna bagi dunia pendidikan bisa menyajikan aktivitasnya secara lebih cepat dan memiliki nilai tambah sehingga dunia pendidikan akan menghasilkan output yang memiliki daya jual (sellable) tinggi.
Untuk mengidentifikasi daya saing lembaga pendidikan yang marketable dan sellable, ada beberapa kekuatan yang harus menjadi prioritas perhatian para pengambil kebijakan lembaga pendidikan karena adanya para pesaing lembaga pendidikan yang secara ofensive dan defensive menggunakan teknologi informasi. 
1.      Ancaman pertama biasanya datang dari para pesaing yang lama
Pesaing lama yaitu kumpulan lembaga pendidikan yang menawarkan program pendidikan yang relatif sama di mata masyarakat pengguna jasa pendidikan. Secara prinsipil teknologi yang di jalankan terhadap program pendidikan yang sama ini bagaimana menciptakan program pendidikan yang harganya terjangkau, kualitasnya baik, dan disajikan tepat waktu (on time), yang menjadi ancaman disini adalah jika para pesaing telah menggunakan teknologi informasi untuk menyajikan program pendidikan yang Cheaper, better, maupun Faster, 
2. Ancaman dari lembaga pendidikan pendatang baru (threat of new entrant)
Datangnya pendatang baru dalam lembaga dunia pendidikan merupakan jenis ancaman kedua bagi setiap lembaga pendidikan. Dalm era globalisasi infromasi lembaga pendidikan baru adalah lembaga pendidikan yang secara fisik datang dan berada pada lingkungan (lokal, regional, maupun nasional) lembaga pendidikan tersebuat berada di Negara lain dan kekuatan informasinya dapat menawarkan program pendidikan melalui jalur komunikasi internet. 
3. Ancaman lembaga pendidikan yang menawarkan jasa pendidik pengganti (threat of substitute educations service)
Ancaman ini datang dari kekuatan teknologi informasi untuk mencipatakan program pendidikan pengganti. 
4. Kekuatan tawar-menawar Pemasok/masyarakatyang membutuhkan jasa pendidikan (bargaining power of suppliers)
Jika sebelumnya datang secara langsung dari para pesaing lembaga pendidikan yang bersangkutan, ancaman keempat berasal dari komponen rekan yang merupakan pemasok. Dalam hal ini masyarakat calon pengguna jasa pendidikan (calan siswa) atau calon jasa penyaji pendidikan (Pendidik) berkempentingan untuk menciptakan jasa pendidikan yang berkualitas. Jika masyarakat tersebut memutuskan hubungan atau tidak memilih lagi lembaga pendidik tertentu maka lembaga pendidikan yang bersangkutan tidak akan surviv bahkan akan mengalami penurunan jumlah siswa. 
5. Kekuatan tawar-menawar pembeli (bargaining power of buyer)
Komponen ancaman berikutnya yaitu berasal dari (masyarakat) pengguna jasa pendidikan. 
C. Menciptakan Keunggulan Bersaing Lembaga Pendidikan 
Salah satu fasilitas yang ditawakan oleh teknologi informasi dalam dunia pendidikan adalah pembentukan jaringan komunikasi antar lembaga pendidikan untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas. Ada tiga jenis jaringan yang bisa dibentuk dalam jaringan komunikasi antar lembaga pendidikan yaitu internet, internal dan ekternal. 
Sistem antarorganisasi (inter organizational system/IOS) akan terbentuk jika dua atau lebih organisasi (lembaga pendidikan) kerja sama dalam pemakaian teknologi informasi. Secara integral ada tiga jenis sistem yang di tawarkan lembaga pendidikan untuk mengimplementasikan IOS. Yaitu sebagi berikut : 
a. Internet : jaringan internal lembaga pendidikan yang menghubungkan antara kantor pusat dan kantor cabang yang terpisah secara geografis, baik lokal maupun regional
b. Internal : jaringan komputer publik yang beriorentasi sebagai penghubung lembaga pendidikan dengan para pengguna program pendidikan atau calon siswa atau mahasiswa. 
c. Ekternal : jaringan yang digabung sebagai alat komunikasi antar lembaga pendidikan dan lembaga pendukungnya, seperti departemen pendidikan, masyrakat, pemerintah dan dunia usaha. 
Lembaga pendidik yang terkait untuk melakukan IOS memiliki alasan popular yang mendasarinya, yaitu sebagi berikut : 
1. Program Baru (New Programme)
Tujuan di adakan kerjasama antarlembaga pendidikan adalah untuk menghasilkan jasa pendidikan­ yang tidak mungkin dihasilkan oleh lembaga pendidikan jika berdiri sendiri. 
2. Pelayanan Baru (New Service)
Selain sebagai pelayanan pendidikan yang bersifat fisik, pelayanan baru juga mungkin ditawarkan oleh lembaga pendidikan yang bekerja sama. 
3. Efesiensi 
Alasan mengadakan kerjasama antarlembaga pendidikan, yaitu efesiensi (terlaksananya proses yang lebih murah dan cepat)
4. Hubungan antar lembaga pendidikan dan masyarakat 
Bentuk kerjasam lain terjadi antar lembaga pendidikan dan masyarakat, baik sebagai penyedia calon siswa atau mahasiswa untuk lembaga pendidikan ataupun sebagai pengguna jasa pendidikan tersebut. 
5. Outsercing (menggunakan jasa lain untuk membantu melakukan aktivitas pendidikan)
Lembaga pendidikan dalam menjalankan aktivitasnya tidak terlepas dari berbagai keterbatasan, baik keterbatasan sumber daya manusia, modal, maupun sarana prasarana, jika lembaga pendidikan tidak memiliki tenaga ahli untuk memperbaiki atau memelihara peralatan kantor, dapat digunakan perusahaan jasa di bidang pemeliharaan alat-alat kantor, seperti komputer. 
6. Membangun citra lembaga pendidikan (Image building)
Masih banyak alasan untuk memutuskan diadakannya kerjasama, baik dengan lembaga pendidikan yang sama maupun lembaga lain yang dapat menunjang kelancaran aktivitas lembaga pendidikan tersebut. Salah satunya adalah bagaimana meningkatkan cirta lembaga pendidikan, terutama di era globalisasi. 
7. Operasi bersama (Jiont Opreration)
Operasional yang dilakukan bersama-sama antar lembaga baik antarlembaga pendidikan formal maupun antarlembaga pendidikan  nonformal, yang pada dasarnya dibentuk untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada para pengguna jasa. 
8. Aliansi Strategi (Strategic Alliance)
Hal ini merupakan bentuk kerjasama antar beberapa lembaga pendidikan untuk tujuan yang bersifat umum dan jangka panjang. Misalnya aliansi antar situasi bagi lembaga-lembaga pendidikan swasta atau perguruan tinggi swasta untuk jurusan tenaga kependidikan baik sekolah tinggi keguruan maupun fakultas Keguruan. 

D. Teknologi Informasi Sebagai Aset Utama Lembaga Pendidikan Dalam Jangka     Panjang 

Kecepatan perkembangan teknologi informasi sangan tinggi sehingga sangat sulit bagi lembaga pendidikan untuk menyususn strategi mempertahankan eksistensisnya dalam jangka panjang, ada tiga kunci utama yang mendudkung teknologi informasi untuk di jadikan asset lembaga pendidikan dalam jangka panjang, yaitu sebagai berikut : 
1. Sumber Daya Manusia 
Yang di maksud sumber daya Manusia adalah staf penanggung jawab perencanaan dan pengembangan teknologi informasi pada sebuah lembaga pendidikan, faktor SDM yang menjadi staf pengembangan teknologi informasi pada lembaga pendidikan harus memiliki tiga dimensi berikut:
a. Keahlian tekhnik sumber daya manusia sangat di butuhkan dalam dunia pendidikan, mengingat cepatnya perkembangan teknologi informasi yang terjadi, keahlian teknik di miliki seorang staf teknologi informasi terutama untuk selalu mempelajari hal-hal baru. 
b. Pengetahuan mengenai dunia pendidikan biasanya di peroleh dari hasil interaksi antar SDM yang terlibat dalam dunia pendidikan, dan mengetahui proses operasional lembaga pendidikan yang menggunakan bantuan tekonlogi informasi serta kemungkinan untuk meningkatkan nilai tambah bagi lembaga pedidikan tersebut. 
c. Orientasi pada pemecahan masalah. Hal ini tidak terbatas pada karakteristik SDM secara tradisional yang hanya terpaku pada tugas-tugas rutin, akan tetapi SDM yang di butuhkan cenderung merupakan kumpulan orang yang selalu berpikir keritis dan kreatif dalam memecahkan masalah yang terjadi pada lembaga pendidikan. 
2. Teknologi 
Seluruh infrastruktur teknologi informasi, ermasuk perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)di pergunakan secara bersama-masa dalam proses operasional lembaga pendidikan karena merupakan tulang punggung terciptanya sistem terintegrasi, dengan biaya relatif terjangkau, untuk biaya oprasional, pengembangan, maupun biaya pemeliharaan, dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang lembaga pendidikan harus mengembangkan infrastrukturnya, pada akhirnya, sistem informasi yang di hasilkan akan memiliki potensi yang dapat di percaya (Reliable), akurat (accurate), dan konsisten (consistent) akan dijadikan panduan pengembangan teknologi informasi yang di bangun sejalan dengan strategi pengembangan lembaga pendidikan.
3. Relasi 
Yang dimaksud dalam hal ini adalah hubungan teknologi informasi dengan pihak manajemen lembaga pendidikan sebagai pengambil keputusan (decision maker). Menjalin suatu relasi berarti membagi resiko dan tanggung jawab. Dalam mewujudkan relasi ini harus didukung oleh pimpinan tertinggi dari lembaga pendidikan sehingga akan bertanggung jawab pada aplikasi teknologi informasi yang beriorentasi terhadap proses bukan berdasarkan fungsi organisasi. Di samping itu pimpinan tertinggi lembaga pendidikan di harapkan mampu memutuskan skala prioritas pengembangan dan implementasi dari teknologi informasi berdasarkan skala kepentingan lembaga pendidikan, serta harus dituangkan dalam cetak biru (blueprint) panduan perencanaan dan pengembangan sistem informasi manajemen pendidikan. 







III.       PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan sebelumnya tentang bagai­mana teknologi informasi untuk keunggulan bersaing lembaga pendidikan Islam, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.    Era baru dalam sistem informasi manajemen pendidikan diperlukannya reformasi pendidikan yang berkaitan erat dengan sistem informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan dunia pendidian. Konsep ini memiliki nuansa bagaimana dunia pendidikan berusaha menggunakan perangkat komputer, yang dapat di aplikasikan sebagai sarana komunikasi untuk meningkatkan kinerja dunia pendidikan secara signifikan
2.      Teknologi informasi telah menjadi salah satu alat untuk meningkatkan efesiensi aktifitas oprasional lembaga pendidikan, memiliki perangkat teknologi informasi yang dapat mendorong keunggulan lembaga pendidikan  yang merupakan salah satu senjata pesaing. 
3.    Menciptakan keunggulan bersaing lembaga pendidikan dengan membentukan jaringan komunikasi antar lembaga pendidikan untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas, yaitu melalui jaringan internet, internal dan ekternal. 
4. Tiga kunci utama yang mendudkung teknologi informasi untuk dijadikan aset lembaga pendidikan dalam jangka panjang yaitu sumber daya manusia, teknologi dan relasi. 
B. Implikasi
Lembaga pendidikan Islam dengan berbagai aset yang dimilikinya memiliki peluang untuk memberikan layanan pendidikan yang lebih komprehensif jika mampu bersaing dalam sistem informasi manajemen pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
B. Davis, Gordon. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen,  Cet. IX; Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1998.
Muslim Sri Banun. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru, Cet. II; Bandung: Alfabeta, 2010.
Nata, Abuddin. Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Cet. 4; Jakarta: Media Grafika,2010.
Uno B, Hamzah. dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran (Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Suhertian Piet A, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, Cet. I;Bandung: Alfabeta, 2011.
W. Sarwono, Sarlito. Psikologi Remaja , Cet. XIII; Jakarta: Raja Grafindo, 2010.
Zilkifli Amsyah, Manajemen Sistem Informasi, Cet.III; Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.




[1]Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja (Cet. XIII; Jakarta: Raja Grafindo, 2010), h. 139.
[2]Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen (Cet. IX; Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1998), h. xiii.
[3]Zilkifli Amsyah, Manajemen Sistem Informasi,(Cet.III; Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 289.
[4]Zilkifli Amsyah, Manajemen Sistem Informasi, h. 453.
[5]Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, TeknologiKomunikasi dan Informasi Pembelajaran (Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 106.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar