TEKNOLOGI INFORMASI
UNTUK KEUNGGULAN BERSAING
LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
Revisi
Makalah
Dipresentasikan pada Forum Seminar
Kelas Mata Kuliah
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN
Konsenterasi Pendidikan Kepengawasan
PAI-2
Semester III Tahun Akademik 2013/2014
Oleh :
SURYANAGARA
NIM:
80100212145
WARDANA
RAZAK
NIM:
80100212147
Dosen Pemandu:
Dr. Muljono Damopolii, M.Ag.
Dr. Muhammad
Yaumi, M.Hum., M.A.
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
TEKNOLOGI
INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN BERSAING
LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
Oleh: Suryanagara dan Wardana Razak
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Seiring majunya
peradaban dunia dan dinamika kehidupan penduduk bumi yang cenderung vertikal,
tidak jarang menimbulkan gejolak kehidupan sosial. Permasalahan sosial selalu
timbul setiap saat dikarenakan sangat cepatnya arus globalisasi. Sarlito W.
Sarwono, menyatakan bahwa:
Maju
dan berkembangnya peradaban dunia juga mempengaruhi alat pendukungnya,
diantaranya adalah teknologi komunikasi yang penggunaanya sebagai alat bantu
untuk memproses dan mentransfer perangkat data informasi yang dibutuhkan,
teknologi komunikasi pula sebagai sebab masuknya norma dan nilai baru dari luar yang pada gilirannya
norma dan nilai baru ini masuk ke dalam lingkungan kehidupan keluarga dan
masyarakat.[1]
Era baru dalam dunia pendidikan, yaitu diperlukannya reformasi pendidikan
yang berkaitan erat dengan sistem informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan
dunia pendidian. Konsep ini memiliki nuansa bagaimana dunia pendidikan berusaha
menggunakan perangkat komputer, yang dapat diaplikasikan sebagai sarana
komunikasi untuk meningkatkan kinerja dunia pendidikan secara signifikan
Sistem informasi manajemen marupakan
sistem operasional yang malaksanakan
beraneka-ragam fungsi untuk menghasilkan luaran yang berguna bagi pelaksanaan
operasi dan manajemen organisasi yang bersangkutan.[2] Penerapan
sistem informasi manajemen pada kehidupan sehari-hari kini makin banyak
dijumpai. Selain seperti pada bisnis, perbankan, pemerintahan, ataupun
perhotelan. Dalam dunia pendidikan (SIMDIK) pun sistem informasi manajemen
serta teknologi informasi sangatlah mendukung untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Gordon B. Davis dalam Zulkifli Amsyah menyatakan bahwa informasi adalah
data yang sudah diproses menjadi bentuk yang berguna bagi pemakai, dan
mempunyai nilai pikir yang nyata bagi pembuatan keputusan pada saat sedang
berjalan atau untuk prospek masa depan.[3]
Definisi ini menekankan kenyataan bahwa data harus diproses dengan cara-cara
tertentu untuk menjadi informasi dalam bentuk dan nilai yang berguna bagi
pemakai.
Seiring berkembangnya teknologi pun mendukung sistem informasi manajemen
menjadi semakin meningkat. Seperti halnya pada saat penerimaan murid baru. Kini
pun sudah banyak sekolah maupun universitas menggunakan pendaftaran sistem online.
Dimana sistem ini memudahkan calon siswa untuk mendaftar ke sekolah tesebut.
Calon siswa hanya memasukkan syarat-syarat berkas yang harus dipenuhi, dan dari
pihak sekolah dapat dengan mudah menyeleksi data dari calon siswa yang terpenuhi,
misalnya seleksi dari Nilai Ebtanas Murni (NEM) calon siswa. dan juga pembagian
kuota antara sekolah dari kabupaten maupun kota. Demikian para calon siswa pun
dapat memantau apakah NEM dalam posisi aman atau tidak.
Zulkifli Amsyah menyatakan bahwa Perkembangan perangkat keras dan perangkat
lunak jaringan, sekarang lebih meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan
kecepatan pekerjaan dan pelayanan pelanggan.[4] Pemanfaatan
sistem informasi manajemen lainnya yaitu penyebaran informasi dari web. Sekolah
maupun universitas dapat memberikan layanan informasi yang berintegrasi dengan
pendaftaran. Visi dan misi, profil, fasilitas, keunggulan, serta
laporan-laporan yang berguna bagi pengambilan keputusan dan perencanaan, baik
laporan yang bersifat khusus maupun umum dapat di informasikan dari web dengan
tampilan menu user-friendly yang dapat memudahkan calon pendaftar untuk
mendapatkan informasi.
B. Rumusan
Masalah
Berawal dari deskripsi latar
belakang masalah di atas maka yang menjadi pokok permasalahan yang akan
dijadikan kajian utama dalam makalah ini
adalah bagaimana teknologi informasi untuk keunggulan bersaing lembaga
pendidikan Islam? Untuk mengkaji pokok permasalahan tersebut maka penulis mem-breakdawn
ke dalam beberapa submasalah yaitu:
1. Apa pengertian lingkungan pendidikan?
2. Bagaimana
teknologi informasi dapat mendorong keunggulan bersaing lembaga pendidikan
Islam?
3. Bagaimana
menciptakan keunggulan bersaing lembaga pendidikan Islam?
4. Bagaimana
teknik informasi sebagai aset utama lembaga pendidikan Islam dalam jangka
panjang?
II.
PEMBAHASAN
A. Lingkungan Pendidikan
Di era globalisasi sekarang ini, peningkatan kualitas pendidikan merupakan
suatu prioritas sehubungan dengan persaingan antarsumber daya manusia. Sumber
daya manusia yang unggul dan berkualitas dapat berimbas pada peningkatan
kualitas pendidikan suatu negara yang kemudian memberikan konstribusi pada
peningkatan tarap hidup bangsa.[5] Dalam
dunia Pendidikan, keberadaan sistem informasi merupakan salah satu komponen
yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pendidikan itu tersendiri. Kedua domain
ini memiliki tingkat ketergantungan yang cukup tinggi dalam membentuk
karakteristik dunia pendidikan itu tersebut, manajemen dalam menggambarkan
hubungan kedua aspek tersebut di mana pendidikan sebagai penggerak (Drive)
terhadap sistem informasi pendidikan, sedangkan sistem informasi pendidikan
akan menjadi penentu kinerja pendidikan. Dalam hal ini terdapat persepektif
yang melihat bahwa dunia pendidikan dan sistem informasi berada dalam
lingkungan mikro lembaga-lembaga pendidikan, juga merupakan bagian makro dunia
pendidikan secara keseluruhan.
Peran masyarakat, dan globalisasi merupakan berbeda contoh komponen mikro
yang prilakunya yang tidak dapat dikendalikan oleh sebuah lembaga pendidikan.
Kedua persefektip di atas harus dapat di pelajari dan di analisis agar dapat
memberikan gambaran mengenai keberadaan lingkungan mikro dan makro tempat
beroperasinya sistem informasi pendidikan. Lebih jauh lagi hal ini dapat
membantu para pengambil kebijakan bidang pendidikan dalam memutuskan strategi
apa yang tepat untuk di terapkan dalam pengendalian dan monitoring terhadap
komponen-komponen pendidikan. Ada sebuah kerangka pemikiran yang dapat melihat
di mana sebenarnya posisi sistem informasi dalam kerangka mikro dan makro
lembaga pendidikan.
Dalam suatu lembaga pendidikan memiliki komponen-komponen yang di perlukan
untuk menjalankan oprasional pendidikan, seperti siswa/mahasiswa,
sarana-prasarana, struktur organisasi, proses, sumber daya manusia (tenaga
pendidik), dan biaya organisasi, adapun sistem organisasi terdiri dari
komponen-komponen pendukung lembaga pendidikan untuk menyediakan informasi yang
di butuhkan pihak pengambil keputusan saat melakukan aktivitas
pendidikan.
Sistem informasi terbentuk dari komponen-komponen perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), dan perangkat manusia (brainware),
dalam teori manajemen untuk menjalankan suatu lembaga pendidikan, strategi
lembaga pendidikan dan strategi sistem informasi harus saling mendukung
sehingga dapat menciptakan keunggulan bersaing (competitive advantage)
lembaga pendidikan yang bersangkutan, jika dilihat dari perspektif makro, di
luar lembaga pendidikan terlihat ada dua dominan, yaitu lembaga pendididkan
pesaing dan sistem informasinya yang memiliki komponen yang sama, selain itu
terdapat komponen pemerintah sebagai penyusun kebijakan dan peraturan bidang
pendidikan, masyarakat, dan lain sebagainya, komponen lembaga pendidikan
external ini secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
komponen lembaga pendidikan secara internal. Dari sistem informasi, faktor
eksternal yang adalah perkembangan teknologi, baik perangkat keras maupun perangkat
lunak.
Beberapa hal yang perlu di analisis lebih lanjut adalah sebagai berikut :
a. Sebuah
lembaga pendidikan haya dapat mengontrol komponen-komponen dari domain
internal, baik yang berhubungan dengan oprasional pendidikan maupun sistem informasi.
Lingkungan ekternal lainnya sama sekali di luar pengendalian lembaga
pendidikan.
b. Pada
kenyataannya komponen ekternal sangat mempengaruhi komponen internal lembaga
pendidikan seperti kebijakan pemerintah dalam menetapkan anggaran pendidikan yang
sangat integral mempengaruhi perubahan strategi lembaga pendidikan.
c. Dari kempat
kuadran yang ada yang paling cepat mengalami perubahan adalah kuadran sistem
infomasi sistem informasi pada domain ekternal, karna hampir semua sistem
informasi menggambarkan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan gerafik yang
bersifat eksponensial.
d. Jika ramalan
para ahli di bidang teknologi informasi tentang masa depan yang menyatakan
bahwa revolusi besar-besaran dalam kehidupan manusia akan terjadi. Abad informasi
diikuti oleh abad bioteknologi yang akan menghasilkan lingkungan makro yang
sama sekali jauh berbeda dengan yang saat ini dan secara mikro dampak tersebut
akan berpengaruh terhadap kehidupan setiap individu dalam beriorentasi maupun
berprilaku.
B. Teknologi Informasi untuk Mendorong Keunggulan
Bersaing Lembaga Pendidikan
Banyak pendapat mengatakan bahwa teknologi informasi merupakan salah satu
senjata pesaing. Hal ini tidak perlu diragukan lagi karna saat ini teknologi
informasi telah menjadi salah satu alat untuk meningkatkan efesiensi aktifitas
oprasional lembaga pendidikan, hampir di setiap lembaga pendidikan telah tampak
fenomena bahwa yang menjadi kriteria pilihan masyarakat saat ini adalah lembaga
pendidikan yang telah memiliki perangkat teknologi informasi sangat memadai
dalam berbagai aktivitas operasional lembaga pendidikan tersebut. Hal itu di
sebabkan oleh salah satu unsur penilaian masyarakat tentang kualitas pendidikan
saat ini dapat di lihat dari kemampuan sebuah lembaga pendidikan dalam
menyajikan jasa pendidikan diantaranya menggunakan teknologi informasi.
Setidaknya teknologi informasi yang berguna bagi dunia pendidikan bisa
menyajikan aktivitasnya secara lebih cepat dan memiliki nilai tambah sehingga
dunia pendidikan akan menghasilkan output yang memiliki daya jual (sellable)
tinggi.
Untuk mengidentifikasi daya saing lembaga pendidikan yang marketable
dan sellable, ada beberapa kekuatan yang harus menjadi prioritas
perhatian para pengambil kebijakan lembaga pendidikan karena adanya para
pesaing lembaga pendidikan yang secara ofensive dan defensive
menggunakan teknologi informasi.
1.
Ancaman pertama
biasanya datang dari para pesaing yang lama
Pesaing lama yaitu kumpulan lembaga pendidikan yang
menawarkan program pendidikan yang relatif sama di mata masyarakat pengguna
jasa pendidikan. Secara prinsipil teknologi yang di jalankan terhadap program
pendidikan yang sama ini bagaimana menciptakan program pendidikan yang harganya
terjangkau, kualitasnya baik, dan disajikan tepat waktu (on time), yang
menjadi ancaman disini adalah jika para pesaing telah menggunakan teknologi
informasi untuk menyajikan program pendidikan yang Cheaper, better, maupun
Faster,
2. Ancaman dari
lembaga pendidikan pendatang baru (threat of new entrant)
Datangnya pendatang baru dalam lembaga dunia pendidikan merupakan jenis
ancaman kedua bagi setiap lembaga pendidikan. Dalm era globalisasi infromasi
lembaga pendidikan baru adalah lembaga pendidikan yang secara fisik datang dan berada
pada lingkungan (lokal, regional, maupun nasional) lembaga pendidikan tersebuat
berada di Negara lain dan kekuatan informasinya dapat menawarkan program
pendidikan melalui jalur komunikasi internet.
3. Ancaman
lembaga pendidikan yang menawarkan jasa pendidik pengganti (threat of
substitute educations service)
Ancaman ini datang dari kekuatan teknologi informasi untuk mencipatakan
program pendidikan pengganti.
4. Kekuatan
tawar-menawar Pemasok/masyarakatyang membutuhkan jasa pendidikan (bargaining
power of suppliers)
Jika sebelumnya datang secara langsung dari para pesaing lembaga pendidikan
yang bersangkutan, ancaman keempat berasal dari komponen rekan yang merupakan
pemasok. Dalam hal ini masyarakat calon pengguna jasa pendidikan (calan siswa)
atau calon jasa penyaji pendidikan (Pendidik) berkempentingan untuk menciptakan
jasa pendidikan yang berkualitas. Jika masyarakat tersebut memutuskan hubungan
atau tidak memilih lagi lembaga pendidik tertentu maka lembaga pendidikan yang
bersangkutan tidak akan surviv bahkan akan mengalami penurunan jumlah
siswa.
5. Kekuatan
tawar-menawar pembeli (bargaining power of buyer)
Komponen ancaman berikutnya yaitu berasal dari (masyarakat) pengguna jasa
pendidikan.
C. Menciptakan Keunggulan Bersaing Lembaga
Pendidikan
Salah satu fasilitas yang ditawakan oleh teknologi informasi dalam dunia
pendidikan adalah pembentukan jaringan komunikasi antar lembaga pendidikan
untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas. Ada tiga jenis jaringan yang bisa
dibentuk dalam jaringan komunikasi antar lembaga pendidikan yaitu internet,
internal dan ekternal.
Sistem antarorganisasi (inter organizational system/IOS) akan
terbentuk jika dua atau lebih organisasi (lembaga pendidikan) kerja sama dalam
pemakaian teknologi informasi. Secara integral ada tiga jenis sistem yang di
tawarkan lembaga pendidikan untuk mengimplementasikan IOS. Yaitu sebagi berikut
:
a. Internet :
jaringan internal lembaga pendidikan yang menghubungkan antara kantor pusat dan
kantor cabang yang terpisah secara geografis, baik lokal maupun regional
b. Internal :
jaringan komputer publik yang beriorentasi sebagai penghubung lembaga
pendidikan dengan para pengguna program pendidikan atau calon siswa atau
mahasiswa.
c. Ekternal :
jaringan yang digabung sebagai alat komunikasi antar lembaga pendidikan dan
lembaga pendukungnya, seperti departemen pendidikan, masyrakat, pemerintah dan
dunia usaha.
Lembaga pendidik yang terkait untuk melakukan IOS memiliki alasan popular
yang mendasarinya, yaitu sebagi berikut :
1. Program Baru
(New Programme)
Tujuan di adakan kerjasama antarlembaga pendidikan adalah untuk menghasilkan
jasa pendidikan yang tidak mungkin dihasilkan oleh lembaga pendidikan jika
berdiri sendiri.
2. Pelayanan
Baru (New Service)
Selain sebagai pelayanan pendidikan yang bersifat fisik, pelayanan baru
juga mungkin ditawarkan oleh lembaga pendidikan yang bekerja sama.
3.
Efesiensi
Alasan mengadakan kerjasama antarlembaga pendidikan, yaitu efesiensi
(terlaksananya proses yang lebih murah dan cepat)
4. Hubungan
antar lembaga pendidikan dan masyarakat
Bentuk kerjasam lain terjadi antar lembaga pendidikan dan masyarakat, baik
sebagai penyedia calon siswa atau mahasiswa untuk lembaga pendidikan ataupun
sebagai pengguna jasa pendidikan tersebut.
5. Outsercing
(menggunakan jasa lain untuk membantu melakukan aktivitas pendidikan)
Lembaga pendidikan dalam menjalankan aktivitasnya tidak terlepas dari
berbagai keterbatasan, baik keterbatasan sumber daya manusia, modal, maupun
sarana prasarana, jika lembaga pendidikan tidak memiliki tenaga ahli untuk
memperbaiki atau memelihara peralatan kantor, dapat digunakan perusahaan jasa
di bidang pemeliharaan alat-alat kantor, seperti komputer.
6. Membangun
citra lembaga pendidikan (Image building)
Masih banyak alasan untuk memutuskan diadakannya kerjasama, baik dengan
lembaga pendidikan yang sama maupun lembaga lain yang dapat menunjang
kelancaran aktivitas lembaga pendidikan tersebut. Salah satunya adalah
bagaimana meningkatkan cirta lembaga pendidikan, terutama di era globalisasi.
7. Operasi
bersama (Jiont Opreration)
Operasional yang dilakukan bersama-sama antar lembaga baik antarlembaga
pendidikan formal maupun antarlembaga pendidikan nonformal, yang pada dasarnya dibentuk untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kepada para pengguna jasa.
8. Aliansi
Strategi (Strategic Alliance)
Hal ini merupakan bentuk kerjasama antar beberapa lembaga pendidikan untuk
tujuan yang bersifat umum dan jangka panjang. Misalnya aliansi antar situasi
bagi lembaga-lembaga pendidikan swasta atau perguruan tinggi swasta untuk
jurusan tenaga kependidikan baik sekolah tinggi keguruan maupun fakultas
Keguruan.
D. Teknologi Informasi Sebagai Aset Utama Lembaga
Pendidikan Dalam Jangka Panjang
Kecepatan perkembangan teknologi informasi sangan tinggi sehingga sangat
sulit bagi lembaga pendidikan untuk menyususn strategi mempertahankan
eksistensisnya dalam jangka panjang, ada tiga kunci utama yang mendudkung
teknologi informasi untuk di jadikan asset lembaga pendidikan dalam jangka
panjang, yaitu sebagai berikut :
1. Sumber Daya
Manusia
Yang di maksud sumber daya Manusia adalah staf penanggung jawab perencanaan
dan pengembangan teknologi informasi pada sebuah lembaga pendidikan, faktor SDM
yang menjadi staf pengembangan teknologi informasi pada lembaga pendidikan harus
memiliki tiga dimensi berikut:
a. Keahlian
tekhnik sumber daya manusia sangat di butuhkan dalam dunia pendidikan,
mengingat cepatnya perkembangan teknologi informasi yang terjadi, keahlian
teknik di miliki seorang staf teknologi informasi terutama untuk selalu
mempelajari hal-hal baru.
b. Pengetahuan
mengenai dunia pendidikan biasanya di peroleh dari hasil interaksi antar SDM
yang terlibat dalam dunia pendidikan, dan mengetahui proses operasional lembaga
pendidikan yang menggunakan bantuan tekonlogi informasi serta kemungkinan untuk
meningkatkan nilai tambah bagi lembaga pedidikan tersebut.
c. Orientasi
pada pemecahan masalah. Hal ini tidak terbatas pada karakteristik SDM secara
tradisional yang hanya terpaku pada tugas-tugas rutin, akan tetapi SDM yang di
butuhkan cenderung merupakan kumpulan orang yang selalu berpikir keritis dan
kreatif dalam memecahkan masalah yang terjadi pada lembaga pendidikan.
2.
Teknologi
Seluruh infrastruktur teknologi informasi, ermasuk perangkat keras (hardware)
dan perangkat lunak (software)di pergunakan secara bersama-masa dalam
proses operasional lembaga pendidikan karena merupakan tulang punggung
terciptanya sistem terintegrasi, dengan biaya relatif terjangkau, untuk biaya
oprasional, pengembangan, maupun biaya pemeliharaan, dalam jangka pendek,
menengah, maupun jangka panjang lembaga pendidikan harus mengembangkan
infrastrukturnya, pada akhirnya, sistem informasi yang di hasilkan akan
memiliki potensi yang dapat di percaya (Reliable), akurat (accurate),
dan konsisten (consistent) akan dijadikan panduan pengembangan teknologi
informasi yang di bangun sejalan dengan strategi pengembangan lembaga
pendidikan.
3. Relasi
Yang dimaksud dalam hal ini adalah hubungan teknologi informasi dengan
pihak manajemen lembaga pendidikan sebagai pengambil keputusan (decision
maker). Menjalin suatu relasi berarti membagi resiko dan tanggung jawab.
Dalam mewujudkan relasi ini harus didukung oleh pimpinan tertinggi dari lembaga
pendidikan sehingga akan bertanggung jawab pada aplikasi teknologi informasi
yang beriorentasi terhadap proses bukan berdasarkan fungsi organisasi. Di samping
itu pimpinan tertinggi lembaga pendidikan di harapkan mampu memutuskan skala
prioritas pengembangan dan implementasi dari teknologi informasi berdasarkan
skala kepentingan lembaga pendidikan, serta harus dituangkan dalam cetak biru (blueprint)
panduan perencanaan dan pengembangan sistem informasi manajemen
pendidikan.
III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan sebelumnya tentang bagaimana teknologi informasi untuk keunggulan
bersaing lembaga pendidikan Islam, penulis
menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Era baru dalam
sistem informasi manajemen pendidikan diperlukannya reformasi pendidikan yang
berkaitan erat dengan sistem informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan dunia
pendidian. Konsep ini memiliki nuansa bagaimana dunia pendidikan berusaha
menggunakan perangkat komputer, yang dapat di aplikasikan sebagai sarana
komunikasi untuk meningkatkan kinerja dunia pendidikan secara signifikan
2.
Teknologi
informasi telah menjadi salah satu alat untuk meningkatkan efesiensi aktifitas
oprasional lembaga pendidikan, memiliki perangkat teknologi informasi yang dapat
mendorong keunggulan lembaga pendidikan
yang merupakan salah satu senjata pesaing.
3.
Menciptakan
keunggulan bersaing lembaga pendidikan dengan membentukan jaringan komunikasi
antar lembaga pendidikan untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas, yaitu melalui
jaringan internet, internal dan ekternal.
4. Tiga kunci
utama yang mendudkung teknologi informasi untuk dijadikan aset lembaga pendidikan
dalam jangka panjang yaitu sumber daya manusia, teknologi dan relasi.
B. Implikasi
Lembaga pendidikan Islam dengan berbagai aset yang dimilikinya memiliki
peluang untuk memberikan layanan pendidikan yang lebih komprehensif jika mampu
bersaing dalam sistem informasi manajemen pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
B. Davis,
Gordon. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, Cet. IX; Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo,
1998.
Muslim Sri
Banun. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru, Cet.
II; Bandung: Alfabeta, 2010.
Nata, Abuddin. Manajemen
Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Cet. 4;
Jakarta: Media Grafika,2010.
Uno B, Hamzah. dan
Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran (Cet.
II; Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Suhertian Piet
A, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, Cet. I;Bandung: Alfabeta,
2011.
W. Sarwono, Sarlito. Psikologi Remaja , Cet.
XIII; Jakarta: Raja Grafindo, 2010.
Zilkifli
Amsyah, Manajemen Sistem Informasi, Cet.III; Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2001.
[1]Sarlito W. Sarwono, Psikologi
Remaja (Cet. XIII; Jakarta: Raja Grafindo, 2010), h. 139.
[2]Gordon B. Davis, Kerangka
Dasar Sistem Informasi Manajemen (Cet. IX; Jakarta: Pustaka Binaman
Pressindo, 1998), h. xiii.
[3]Zilkifli Amsyah, Manajemen
Sistem Informasi,(Cet.III; Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 289.
[4]Zilkifli Amsyah, Manajemen
Sistem Informasi, h. 453.
[5]Hamzah B. Uno dan Nina
Lamatenggo, TeknologiKomunikasi dan Informasi Pembelajaran (Cet. II;
Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 106.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar